Rabu, 04 April 2012

Tentang Kenangan

Tentang Kenangan

“Kenangan hanyalah hantu di sudut pikir” kata Luhde dalam novel Perahu Kertas.
Entah dipandang dari sudut mana hantu yang dimaksud oleh Luhde. Mungkin dari sisi kejahatannya, sosoknya yang menyeramkan dan mengganggu, membuat ketenangan meninggalkan kita jauh-jauh. Atau mungkin dari sisi kebiasaannya, kadang hilang, kadang muncul tiba-tiba. Seperti itukah kenangan?
Bagi saya pribadi, kenangan adalah rangkaian jembatan masa lalu, yang pernah mengantarkan kita sampai titik ini. Kenangan adalah jalan panjang yang akan terlihat saat kita menengok ke belakang, sekaligus menjadi rasa yang tercipta selama perjalanan. Maka kenangan itu sampai sekarang hidup. Ia bukan hantu. Ia juga bukan pengganggu. Kenangan adalah malaikat yang diturunkan ke dalam kehidupan kita agar kita belajar, maka kenangan adalah guru. Kenangan adalah mawar, adalah awan, adalah udara, adalah mimpi, adalah energi, adalah kebencian, adalah keputusasaan, atau bahkan perih yang menganga ‘tak terobati.
Kenangan tentang ibu akan membuat saya kembali hidup. Maka di sana kenangan sedang berperan sebagai udara. Kenangan tentang sahabat-sahabat saya akan memberikan keteduhan hati, maka kenangan adalah awan, adalah pohon, atau angin sejuk yang berhembus cantik.
Seperti halnya cinta, nampaknya saya lebih suka menceritakan kenangan dari pada harus mendefinisikannya.

0 komentar:

Posting Komentar