Rabu, 04 April 2012

Kado

Kado

Adakalanya sesuatu itu menarik justru ketika kita tidak tahu. Pengetahuan atas sesuatu cenderung membawa kita untuk berdiri di atas sekat tipis antara suka atau tidak suka, lalu pada akhirnya kita akan jatuh—atau menjatuhkan diri—pada salah satunya. Kita akan suka, atau tidak suka. Seperti menerima kado.
Kado barangkali menjadi hal mahaspesial yang paling kita nantikan di momen-momen bahagia kita—ulang tahun, pernikahan, atau ulang tahun pernikahan. Ada semacam rasa penasaran yang lebih sering membuat kita ingin tersenyum saat menjalani prosesi sakral ini: proses menerima kado.
Tersenyum, penasaran, membuka, tahu, selanjutnya kita akan memutuskan dengan sendirinya. Bilapun tidak, hubungan-hubungan antara prediksi, ekspektasi dan realita akan menyimpulkanya sendiri: kita suka, atau tidak suka. Sepertinya itu hanya masalah waktu.
Tiap-tiap kita selalu punya definisi masing-masing tentang kado yang indah. Mungkin dilihat dari bentuk, latar belakang, warna, jenis, atau bisa jadi harga. Bagi saya, kado terindah di momen spesial justru momen spesial itu sendiri. Seperti halnya ulang tahun. Buat saya kado ulang tahun terindah adalah ulang tahun itu sendiri. Dan di pagi hari yang sejuk nan beroksigen gratis ini, saya ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Allah swt yang masih memberikan saya kesempatan untuk terus memperbaiki diri. Bukankah Allah lebih suka orang yang selalu menyucikan diri dibanding orang yang suci?
Terima kasih  Allah. Terima kasih, wahai Maha Pemberi Kado—seindah-indahnya kado.

0 komentar:

Posting Komentar