Sabtu, 14 April 2012

MENGENANG 100 Tahun Bapak Pramuka Indonesia

MENGENANG 100 Tahun Bapak Pramuka Indonesia

196529_DSC_9498.+.jpg
Semangat menyatukan berbagai organisasi kepanduan yang tumbuh di Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan terus berkobar. Hal itu membuat Presiden Soekarno lantas berkoordinasi dengan Pandu Agung, Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Pada 9 Maret 1961 Presiden Soekarno dengan resmi membubarkan berbagai organisasi kepanduan untuk melebur pada satu wadah yaitu Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka diperkenalkan pada tanggal 14 Agustus 1961 yang selanjutnya diperingati sebagai Hari Pramuka.
Gerakan Pramuka memang lahir dari berbagai organisasi kepanduan yang tersebar di Tanah Air. Dalam masa peralihan itu peran Sri Sultan Hamengku Buwono IX sangat besar hingga Sri Sultan Hamengku Buwono IX dipercaya mendampingi perjalanan kepengurusan Gerakan Pramuka di tingkat nasional, yaitu sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka selama 4 periode untuk masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1070 dan 1970-1974.
Kiprah Sri Sultan Hamengku Buwono dalam pembinaan Gerakan Pramuka tidak hanya di dalam negeri. Konsep-konsep pemikiran beliau tentang kepanduan atau Gerakan Pramuka mendapat sambutan yang luar biasa. Salah satunya pidato Sri Sultan Hamengku Buwono IX di Konferensi Kepramukaan Se dunia tahun 1971, mendapat sambutan yang luas. Ketika itu, Sultan mengajak organisasi kepanduan terlibat dalam pembangunan masyarakat. Alhasil, pidato itu menjadi arah baru pembinaan kepanduan diseluruh dunia.
Atas jasa-jasanya yang luar biasa bagi kepramukaan internasional, Sri Sultan dianugerahi Bronze Wolf Award pada tahun 1974, penghargaan tertinggi World Organization of the Scout Movement. Sri Sultan merupakan warganegara Indonensia yang pertama yang memperoleh penghargaan itu. Sebelumnya tahun 1973, beliau mendapat penghargaan dari Boy Scouts of America berupa Silver World Award.
Di dalam negeri, melalui Surat Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1988 di Dili, Timor Timur nomor 10/MUNAS/88 tentang Bapak Pramuka, mengukuhkan almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka. Gerakan Pramuka juga memberi penghargaan tertinggi kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX berupa  Lencana Tunas kencana. Penghargaan tersebut juga diterima oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia, almarhum H.M. Soeharto.
Perkembangan Gerakan Pramuka tentu tidak pernah lepas dari sosok beliau, oleh karenanya mengenang 100 tahun Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan jajaran kwartir se-DKI Jakarta mengadakan Tahlillan dan Doa Bersama di Auditorium Kwarnas pada Kamis, 12 April 2012 pukul 12.00 WIB sampai selesai.
Peringatan ini diharapkan dapat terus mengobarkan jiwa kepramukaan sesuai dengan semangat beliau. Terlebih tahun 2012 ini juga merupakan peringatan 100 tahun masuknya kepanduan di Indonesia.
Kegiatan serupa juga dilaksanakan diberbagai Kwartir Daerah (Kwarda) di Indonesia. Salah satunya Kwarda DI Yogyakarta selain melakukan tahlillan dan do’a bersama, menggelar kegiatan  Jelajah Budaya pada Kamis, 12 April 2012 sejak pukul 08.00 WIB sampai selesai.
Jelajah Budaya ini akan menempuh jarak + 6,5 km start dari Pendopo Wukirsari—Kerahjinan Wayang-Kerajinan Batik-finish di Makam Saptorenggo, Imogiri. Rangkaian kegiatan Jelajah Budaya tersebut akan diakhiri dengan Upacara serta Soa Bersama dan Ziarah ke makam Sri Sultan HB IX

0 komentar:

Posting Komentar