Rabu, 04 April 2012

Aku dan huruf-huruf

Aku dan huruf-huruf

Aku sedari dulu selalu merasa cukup memandangmu dari sudut sini. Dari balik dinding hatiku yang kadang runtuh diterpa sapa, atau sekedar senyum. Menghayati sesosok bidadari dari sisi paling tidak manusiawi. Kala kau menatap, itulah kalaku harus terpejam, aku tak sanggup. Kala kau bersuara adalah kalaku harus menutup telinga, atau menjauh, atau bersembunyi dibalik dinding paling kedap suara yang bisa kutemui. Engkau adalah sejumput keindahan dari milyaran anugrah tuhan, representasi keteduhan tak berperi.
Aku ingin bertengger di batas kesunyian. Menikmati kepecundangan ini sendirian. Biar tak ada yang tahu. Jiwaku berhamburan tidak teratur. Aku makin ngelantur. Hanya ingin tidur, dan bermimpi, kalau-kalau saja aku tiba-tiba mati dan masuk surga. Melewati semuanya tanpa harus merasa pedih. Adakah kamu di sana merasakannya? Getaran-getaran yang berbicara: “aku ingin ada kamu di sini. Bercerita, bercanda, atau sekedar bertatapan”.
Aku selalu memandangmu teduh, tanpa tahu kau pandang apa aku. Tanpa tau hitam putih kah aku di matamu. Dan kini semua berujung pada perjanjian suci antara aku dan huruf-huruf. Agar tetap tiada yang tahu.

0 komentar:

Posting Komentar